Rabu, 12 Oktober 2016

Museum UGM

sumber foto : museumjogja.org

Universitas Gadjah Mada (UGM) universitas negeri tertua di Yogyakarta.  UGM memiliki sejarah tersendiri ketika mulai berdiri. Sejarah berdirinya UGM juga tidak lepas dari peran para tokoh pendiri yang berjuang dalam pendidikan di Indonesia. Museum UGM terletak di dalam Kawasan UGM.


 Sebagian besar mahasiswa dan alumnus UGM serta masyarakat Yogyakarta sendiri masih banyak yang belum mengetahui persis bagaimana para tokoh berjuang dalam mendirikan UGM, oleh karena itu dibangunnya Museum UGM sangat penting.


Tidak perlu merogoh kocek, para pengunjung dari segala penjuru dapat memasuki museum ini. Para pengunjung dapat mengetahui tokoh-tokoh pejuang berdirinya UGM beserta rektor-rektor yang pernah menjabat sejak pertama kali didirikan.


Pengunjung museum UGM ini memang tak sebanyak museum lainya, namun adanya museum UGM ini membantu melestarikan dan menjaga nilai sejarah UGM dari masa ke masa.


GALERI

















sumber gambar : dokumen pribadi Nahda Qoonita


Museum Hamengkubuwono IX




Museum Hamengkubuwono IX merupakan salah satu dari sekian banyak museum di Yogyakarta. Museum ini terletak di dalam kawasan Keraton. Hanya dengan merogoh kocek Rp 5.000,00 per orang, pengunjung dapat menikmati suasana Keraton Yogyakarta.


Di dalamnya berisi berbagai macam benda bersejarah peninggalan dan foto-foto Sri Sultan Hamengkubuwono IX semasa hidupnya. Museum ini diresmikan pada tanggal 18 November 1990 oleh putranya sendiri yaitu Sri Sultan Hamengkubuwono X.




Sri Sultan Hamengkubuwono IX memiliki nama asli Gusti Raden Mas Dorodjatun. Beliau lahir pada tanggal 12 April 1912 di Ngasem, Ngayogyakarto Hadiningrat. Beliau pernah menjai wakil presiden Indonesia kedua pada1973 sampai dengan 1978. Beliau menjadi seorang sultan di Yogyakarta pada 1940 hingga 1988. Beliau wafat pada tanggal 2 Oktober 1988 di Washington D.C, Amerika Serikat pada umur 76 tahun.
Museum Hamengkubuwono IX ini dibangun untuk mengenang tokoh yang diagungkan masyarakat Yogyakarta.

Berikut aalah gambar-gambar Museum Hamengkubuwono IX



Prasasti marmer di ruang utama museum memuat kalimat terkenal dalam pidato penobatan sultan pada tanggal 18 Maret 1940. “Al heb ik een uitgesproken westerse opvoeding gehad, toch ben en blijf ik in de allereeste plaats javaan”, “Walaupun saya telah mengenyam pendidikan Barat yang sebenarnya, namun pertama-tama saya adalah dan tetap adalah orang Jawa”.




  “Tahta untuk Rakyat”. Pernyataan sebagai orang Jawa dan orientasi kepada rakyat menggambarkan bahwa sebagai sultan, raja masyarakat Yogyakarta, beliau berdiri pada akar budayanya dan berorientasi kepada kesejahteraan rakyat.

Ruangan Museum Hamengkubuwono IX

Kompor Minyak

Seragam Prajurit milik Sri Sultan HB IX



Meja dan Kursi peninggalan Sultan HB IX


Foto-foto Sultan HB IX semasa hidup

Meja Pribadi Sultan HB IX

sumber gambar : dokumen pribadi